Mendengung. Telinganya mendengung. Bunyi mesin pompa air itu menggentayangi Emeralda dari siang hingga siang lagi. Yang membuat hatinya paling gusar bukan karena suara dengungan itu menggema di kamarnya, bukan juga karena orang serumah tetap santai tertidur nyenyak bagai tuli, atau karena kemungkinan bahwa mesin itu bisa saja meledak jika terus mendengung dan memompa tanpa ada setetes air pun
Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan
dialog kematian
undefined undefined, undefined
dialog kematian
"Lagi lagi saudara kita pergi, Pra." "Siapa?" "Dia yang itu, yang ini, yang begitu." Tangannya menyalakan cerutu. Sebongkah awan mengepul. "Obituari." "Kau bilang apa?" "Kabar kematian." Kali ini seberkas kabut merayap pergi. "Oh. hm, yah. Kau benar. Maksudku, akhir- ini suaranya begitu bertalu-talu." "Tapi kau tidak pernah benar-benar memikirkan mereka, kan." "Apa maksudmu?" Pra menatap mataku. "Aku tahu
Share this article
Hal-hal sekecil senyuman, roti dan permen
undefined undefined, undefined
Hal-hal sekecil senyuman, roti dan permen
Rabu, 16 Juni 2021 Kau harus tahu bahwa cuaca gurun tiap siang bisa membuat orang meleleh meski sekedar berjalan pulang pergi kuliah. Di cuaca yang seperti itu, seperti biasa aku keluar kelas sendirian, berjalan, naik tremco, turun, menyeberang, menelusuri gang-gang dan kemudian berziarah, semuanya sendirian. Kecuali ketika ada beberapa orang yang dengan kemurahan Tuhan dikirimkan untuk menemani perjalanan,
Share this article
It named farfaraway
undefined undefined, undefined
It named farfaraway
Senin, 7 Juni 2021 Have you ever tried to visit another galaxy? a distant galaxy, that isn't visible behind your window frame. a galaxy filled with millions magical things, twinkling lamps, colorful fishes. that galaxy, which I call farfaraway, the journey to get there is countless, it's pretty wide and deep. How to get there? by swimming and
Share this article
Kandil Kemerlap
undefined undefined, undefined
Kandil Kemerlap
Gadis itu lagi-lagi termangu di jendela. Badannya limbung ditangkap bingkai kayu yang sudah lapuk menahun. Tangannya menyangga kepala yang sengaja ia biarkan kuyu. Tatapannya jauh entah ke mana. Rupanya ia sedang menunggu. Bintang kesukaannya tak kunjung muncul.*** Gadis di negeri antah berantah. Negeri di mana orang-orang berlayar bukan hanya ke laut, tapi juga ke langit. Negeri yang ribut
Share this article
Makhluk Asing Bermata Kelabu
undefined undefined, undefined
Makhluk Asing Bermata Kelabu
Bougainvillea "Kita tak ubahnya vampir, Jum." "Maksud Kakak?" "Kata orang, kita keturunan penghisap darah. Sama saja. Tak ada bedanya antara kita dengan drakula, werewolf, siluman, dan makhluk jadi-jadian—" napasnya tertahan, tenggorokannya tercekat. "—kenapa orang-orang begitu mudah me.. ah, sudahlah." "Kak.." suaraku mengecil. "Sepertinya kakak kebanyakan nonton film dan komik." Kakak menatapku nanar kemudian tersenyum. "Suatu saat kamu akan
Share this article
Langganan:
Postingan
(
Atom
)