F Jalan ini memang banyak kurangnya - Satpam Abbasea

Jalan ini memang banyak kurangnya

Banyak hal yang bisa didapatkan dari sosial media. Banyak, terlampau banyak. Sebagian memang baik, sebagian tidak terlalu penting, sebagian yang lain buruk. Semuanya memengaruhi pola pikir dan mental. Informasi dan segala hal yang ditangkap indera adalah makanan, pembentuk tubuh, pembentuk 'kita sebagai manusia'.

Kecanduan gawai, sudah jangan ditanya. Susah memang melepas sehari saja tanpa menatap layar ponsel. Begitu pula kebiasaan tidur, melamun, dan menunda-nunda. Semua hal yang terakumulasi dalam kata 'malas dan tidak berguna' itu akhirnya meledak ketika mungkin tak sengaja mendengar kabar kesuksesan dan kebaikan orang lain, atau sebatas mengintip caption dan postingan nasihat. Melahirkan rasa sesal, hampa, gagal dan tidak berguna.

"Aku selama ini ngapain aja sih? Aku salah ya? Gila, ketinggalan jauh banget. "

Jika terlalu jauh merenung dan kegiatan scroll ponsel itu tetap dilanjutkan, habislah potensi kemampuan kita dimakan persepsi buruk.

Tak jarang, penyesalan itu ujungnya hanya mempertanyakan kualitas diri, juga pilihan-pilihan dan takdir hidup yang sedang dijalani (tanpa pernah ada tindak lanjut secara nyata).

Berkontemplasi dari sebuah channel youtube psikologi, nyatanya semua pilihan yang sekarang kita jalani, yang sekarang terlihat buruk, tidak mulus, jauh dari kebagusan lahiriah milik orang lain, adalah mutlak pilihan kita.

Tak perlu mempertanyakan benar salahnya jalan hidup kita menuruti standar dan validasi orang lain. Yang paling mengerti dan berhak menilai potensi dan nilai diri, ya kita sendiri.

Perlu diulang berkali-kali. Kita ini hidup atas kesadaran pribadi, bukan berdasarkan timeline orang lain. Ga perlu muluk-muluk pingin langsung hebat. Everyone have their own process, own time, even the finish is same.

Ada dua kalimat yang paling saya suka sepanjang video.

" Ketika kamu sudah menentukan pilihan (hidup—sekecil apapun itu) kamu harus bisa memeluk dan menerima semua tantangan (konsekuensi) yang ada di depan. "

"Mengayati apa yang kita pikiran dan apa yang kita rasakan (segala yang kita lakukan) saat ini, bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi insecure terhadap masa lalu dan masa yang akan datang. "

Fokus dengan apa yang kamu punya!
Percaya pada potensi dirimu!
Bergerak!

Selasa, 1 februari 2021


CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar