Bismillahirrahmanirrahim — Selasa, 16 Maret 2021
#Bis kota punya cerita 1
"Mari bicara denganku, Pra."
"Baik."
"Kau tahu, mas-mas di Yutub itu bilang gini, 'semakin dewasa, bukannya kita yang makin bijaksana. Bukan. Kita hanya terlalu malas melawan dunia'."
"Ehm. Lalu?"
"Kenapa orang begitu berani menampilkan wajahnya di mana-mana? Dari mana kepercayaan diri luar biasa itu berasal? Apakah mereka merasa cukup sempurna untuk itu?"
"Itu— tunggu. Apa hubungannya ini dengan mas-mas Yutub tadi?"
"Nggak ada. Kau cukup jawab saja pertanyaanku ini."
Pra melengos pelan. Memperbaiki posisi duduk dan kembali memencet-mencet balok game di gawainya. "Kau bertanya padaku perihal orang lain, aku tak tahu. Yang kutahu, melakukan sesuatu di depan khalayak tak butuh banyak alasan. Ketika ingin, ya lakukan. Aku tak peduli orang-orang mau bagaimana."
"Rupanya sumber keberanianmu itu karena kau egois. Kau hanya peduli pada diri sendiri. Keren."
Pra menoleh. Menatapku datar sambil tetap bermain balok game. "Niat baik yang dibayangi ekspektasi seringnya bikin kecewa. Untukmu, ekpektasi itu menggagalkan eksekusi."
Sekarang gantian aku yang melengos.
0 komentar:
Posting Komentar