F Aku bukan Hikikomori - Satpam Abbasea

Aku bukan Hikikomori

Damardasy street


Kamis, 25 Maret 2021

Suatu ketika aku ingin banyak bercerita. Bunga bunga yang mekar di mataku, ingin kubagi ke setiap orang yang datang berkunjung. Lautan bahagia di hatiku, ingin kuluapkan ke ikan-ikan kecil di sekitar. Hari di mana bunga bisa mekar dan lautan meluap adalah pada sebuah pagi yang langit birunya dingin diiringi kapas putih. Matahari bersinar terik tapi rasanya sejuk.

Di hari itu aku tak peduli pada kerudungku yang melenceng jalur, masker yang tidak pada tempatnya, atau kulit-kulit mati yang di musim dingin terasa seperti percikan kembang api. Aku juga tak sempat berpikir apakah corak putih di wajahku itu panu atau bukan. Aku hanya ingin tersenyum, tertawa, memperlihatkan barisan gigiku yang tak kunjung terkatup bibir.

Di hari itu yang kuingin hanya membuat orang-orang merasa sama, bahagia. Atau paling tidak tersenyum dan melihat ke luar jendela.

Oh, ternyata langit masih sebiru ini.
Matahari pagi masih hangat.
Udara masih terhirup gratis.
Burung-burung masih berkicau.
Anjing-anjing masih terus konvoi di gang-gang dan menyalak.
Dunia masih berjalan.

Meski tahu bahwa nanti siang mungkin tak seberuntung pagi. Meski sore bisa saja dirundung gelap. Meski aku terus saja tamak. Meski aku selalu merutuk kenapa aku tidak seunik yang kubayangkan. Meski nantinya aku tahu banyak hal terbengkalai dan lalai kukerjakan. Meski nanti pasti hadir banyak penyesalan.

Aku hanya ingin membaginya, pagi ini saja.
Atau mungkin pagi-pagi yang lain juga.
Siang hari, sore, atau mungkin malam?
—atau di hari-hari lain yang ada langit birunya.


Princess puuchan

Setelah puas membagi-bagikan bahagia, aku bertanya pada diriku; Sol dan Pra. Dari mana kalian dapatkan kekuatan menyebar bahagia ini? Aku ingat kita dulu selalu meringkuk dan terus bersembunyi, tak ada yang perlu dibagi sebab kita tak punya apa-apa dan tak ingin berbagi.

Mereka bilang dari nona Paus yang ada di Instagram. Dia unik dan lucu. Sedikit aneh tapi suka tertawa bebas. Dia suka membagi-bagikan serbuk tertawa ke para teri pengikutnya. Dia hidup di dunia yang sedikit berbeda tapi tetap mau main dengan kita.

Lalu apa bedanya dia dengan master Ziggy? Aku pikir dia teramat sangat unik.

Mereka jawab bahwa master Ziggy terlalu tinggi maqomnya. Juga sangat misterius.

Baiklah. Lalu karena apa lagi?

Mereka jawab, itu sebenarnya berkat temanmu yang selalu ceria. Dia definisi Insan madaniy sejati. Anak yang ramah dan pandai sekali bergaul. Senyumnya menghiasi  jendela-jendela sosial dan lambat laun membawa senyummu juga, mengenalkanmu pada dunia. Anak yang entah kenapa jadi sulit dideskripsikan.

Aku tersenyum. Hehe. Aku tahu siapa dia.


CONVERSATION

1 komentar: