F Perpus Penggerak Hati Masisir - Satpam Abbasea

Perpus Penggerak Hati Masisir

Penggerak hati masisir
Buku dan bingkisan kecil

Kamis, 10 September 2020

Sore itu sebuah pesan WhatsApp masuk. Wah, betapa terkejutnya aku. Ternyata pesan itu dari admin @perpusbergerakmesir, sebuah komunitas yang menyediakan jasa peminjaman buku untuk kalangan masisir. Dulu aku memang sempat berniat meminjam buku, tapi karena admin tidak merespon, pesan itu tertimbun oleh pesan-pesan baru di bulan-bulan selanjutnya. Aku bahkan sudah lupa hendak meminjam buku apa.

Tapi katanya kali ini peminjaman buku sudah bisa dilakukan dan pihak Perpus Bergerak siap melakukan pengantaran dan penjemputan buku ke rumah calon pembaca. Wah, hatiku girang!

Singkat cerita, kakak admin bersedia mengantarkan buku ke daerah rumahku—yang menurut masisir terpencil. Haha. Jujur, aku sangat mengapresiasi siapa saja yang berkenan mengunjungi daerah rumahku. Memang, selain jalur busnya yang cukup rumit, tak banyak yang tahu bahwa ada kehidupan masisir di sini. Mereka yang pernah ke sini kuanggap  'orang lama yang sudah kenal medan' alias bukan maba yang suka nyasar, sepertiku.

Tanpa diduga, kakak admin sampai di metro Damardash 20 menit setelah mendapatkan tremco dari daerah Asyir—yang jaraknya kurang lebih 10 kilo dari rumah. Waw, fantastis! cepet banget! ~ itulah kenapa aku suka naik tremco, hehe

Daaan.. buku akhirnya sampai juga di genggaman, setelah aku bolak-balik jalan 2 kilo; dari rumah melewati pasar, lalu menyebrang ke rumah sakit Jamiah Ainu Syams—yang luasnya bikin kaki pegel dan keringetan, kemudian lanjut menyusuri jalan raya arah Ramsis. Whew. Capek.

***

Lebih dari itu, aku sungguh takjub dan tidak habis pikir, bagaimana bisa ada orang-orang yang rela bersusah payah mengantar-jemput buku ke sana-sini tanpa diupah sepeserpun. Mereka dengan senang hati mengobati rasa rindu para mahasiswa akan novel-novel yang ditinggalkan di tanah air.

Berjalan jauh, naik kendaraan ini itu, mengantar buku hingga ke depan rumah pembaca, memberikan cinderamata kecil-kecilan, bahkan menjemput buku yang sudah selesai di baca,

.. dan itu semua.. GRATIS!

Hei,

Anggota pengantar jemput buku yang katanya tinggal dua orang itu-- sejatinya, walau di mata orang lain hanya terlihat sebagai pecinta novel, tapi mereka itu sungguh keren, lo.

Bagaimana tidak, mereka mau-mau saja tuh mencari ladang pahala yang nggak gampang plus anti-mainstream dengan membuka Perpus Bergerak dan Lapak Baca, hanya karena apa?

Agar literasi tetap hidup!
Agar minat baca masisir gak redup!

Juga agar kita bisa menikmati hidup,
sambil menikmati aroma tanah air dari bait dan paragraf yang kita hirup.














CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar