17/09/2020
Berjalan tanpa diburu waktu.
Apa yang harus dilakukan ketika ada hal sial menimpa,
apesnya orang lain kena juga imbasnya.
Ketika sepatumu terkena tai kucing misalnya.
Kamu tidak tahu,
sampai ibu-ibu di sebelah terlihat aneh gerak-geriknya.
Mengulurkan kerudung ke hidung,
tangannya tak kunjung turun.
Tahulah kamu bahwa bau-bau aneh di dalam bis ternyata bersumber dari sepatumu.
Kamu merasa nggak enak,
tapi nggak tau juga harus apa,
yang disalahkan itu harusnya kamu,
atau anjing-anjing liar yang buang hajat tak tahu tempat.
Aneh.
Apes.
Gerah.
Bingung.
Kamu cuma bisa merutuk dalam hati,
kenapa tadi sepatumu tidak digarukkan ke jalanan berpasir dulu?
setidaknya agar baunya tidak menjajah keterlaluan.
***
Berjalan tanpa diburu waktu.
Tak ada mulut-mulut manis penuh tawaran jasa antar jemput.
Kamu sendirian berjalan di tengah malam.
Tidak cemas,
tidak pula takut,
apalagi kalut,
Kamu hanya merasa seperti ada yang kurang dari perjumpaan yang harusnya lengkap.
Bising nyanyian binatang besi di jalanan,
kamu sudah hapal nadanya.
Bangunan yang biasa,
jalanan yang itu-itu saja.
Bis yang membawamu jauh ke bagian kota yang ramainya berbeda.
Di jalan yang juga biasa,
tanpa silat pandang dengan manusia-manusia yang biasa kamu sapa.
Kamu sendirian.
Halte rumah sakit menyambutmu,
kantor biru pak polisi menegurmu,
pohon-pohon melambai sendu,
dua jalan satu arah siap mengantarmu,
selamat datang di rumah.
0 komentar:
Posting Komentar