F Ordinary Miracle; mood baik menuju tawaqquf - Satpam Abbasea

Ordinary Miracle; mood baik menuju tawaqquf


Hari kajian yang biasa dan ketidaksiapan yang juga biasa. Aku tidak terlalu mempersiapkan dengan matang materi yang akan diajukan di depan, tapi ini hal biasa dan oleh karena itu aku tenang. Sudah biasa aku merencanakan banyak hal yang fantastis dan terstruktur tapi tidak terlaksana sebagaimana yang semestinya. Tapi apalah arti yang semestinya? Paling penting adalah menyikapi hal-hal yang sudah terlanjur kejadian dengan tenang. Amat tenang. Setenang dan sedingin yang aku bisa. 

Yap. Alhamdulillah aku berhasil. Memetakan kembali dan meringkas buku yang aslinya memang sudah dipetakan. Tak apa. Alhamdulillah aku bisa menjelaskan tanpa ada seorangpun yang protes hehe. 

Pada perjalanan pulang awal (iya, kajian terakhir ini ditutup dengan pulang awal, ohh senangnya?!) kitab suci tarikh falsafah kusanggul di kepala seperti biasa. Ternyata bukuku mengundang gelak tawa—Ammu Suudi penjual sayur bawabat, pembeli yang kebetulan mengantre di kasir, ibu-ibu yang mengajarkan aku mana daun Ba'dounis dan Kuzbaroh, meme, serta gelak tawaku sendiri.

"Uang dua ratus pound di penghujung bulan, oh kaya sekali si Indonesia satu ini!" sembari memberikan kembalian, Ammu Suudi menggratiskan daun Kuzbaroh (ketumbar) yang tadinya sulit sekali kubedakan dari Ba'dounis. "For free asyan al ilmu fi al aql, laa fi ro's." Belum selesai pemberian cuma cuma itu, dipotongnya tiga buah pisang dari tangkainya untuk diberikan pada dua temanku. kemudian dengan kelakarnya, agak ragu pisamh itu diberikan padaku, si kaya di pengujung bulan ini, tapi toh dia hanya menggoda saja. Kami bertiga akhirnya pulang dengan pisang di tangan, plus dua buah lemon (milik meme), yang lagi lagi gratis. 

Oho. Dunia sedang tertawa malam ini. 


(Sabi — darosa) 

Dan kudapati naskah-naskah saling menjalin.


Pagi tadi aku baru tahu bahwa Al-Hallaj yang kontroversial dan ditolak pemerintah plus masyarakat di zamannya itu, nyatanya para sufi dan ulama besar seperti al-Ghazali, Ibn Taimiyah dan As-Syibli memberikan pandangan yang lain dari mayoritas. Ujaran penuh rahmat dari orang berilmu—Al-Hallaj sedang dimabuk luapan cinta ilahiah. 


Malam ini kudapati pada kitab al-Faidh Ar-Rohmaniyah, sebuah narasi meberitakan luapan cinta Abdul Qodir Al-Jailani pada sang martir. Indahnya. 


Satu lagi. Ini adalah musim di mana Mesir diselimuti langit indah. Sungguh indah. 


Rabu, 29 November 2023

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar