F tidak ada kesetaraan gender (sebuah memori) - Satpam Abbasea

tidak ada kesetaraan gender (sebuah memori)




Sedang duduk di lantai dasar, di depan tangga dan tembok tembok dengan celah yang memungkinkan orang-orang untuk menunggu. Di belakangku ada terali dari kayu, dengan ukir-ukiran berlubang dan saut-sautan bocah di playground di baliknya. Asyik bermain satu sama lain tanpa memperdulikanku. 

Sementara para lelaki mesti berdiri di luar pintu, entah menanti dari jam berapa. Namun tetap membiarkanku yang baru datang menyerobot antrean, bahkan dipersilakan. 

Di sini sejuk dan aku duduk. Di sana gerah dan berdiri. Tidak setara. 

Pada pukul dua belas tepat, kakiku yang sudah siap siaga di tangga menuju pameran buku di lantai dua, limbung. Orang-orang dewasa di belakangku bagai zombie, berlomba-lomba meraup anak tangga, menarik satu sama lain, terjatuh tergelincir dan bersuara seperti hewan buas. Aku tegilas. 

Tanpa sempat menelaah semua buku dilalap dan aku hanya bisa terseok-seok mengais sisa. Tentunya di bawah ketiak-ketiak bau rombongan bison. maaf.

Ironi yang sangat arogan dari memori ini adalah perasaan istimewa menjadi satu-satunya mahasiswi asia yang berburu buku di sana. Ke mana gerangan orang lain. 

Perasaan yang membahayakan dan kurang empati. Harusnya lebih banyak yang aware, lebih banyak yang pintar, lebih mudah hal-hal baik dibumikan! Paham? 




CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar