F terjerat kutukan - Satpam Abbasea

terjerat kutukan


Pak Dr. Yunus Masrukhin, satu dari sekian 
senior yang sudah 'jadi orang' kemarin jauh jauh berkunjung ke sekre yang letaknya di pojok peradaban, pucuk Fatimah Nabawiyyah street. 

Kalau harus sowan dengan orang seperti beliau sudah pasti bagiku sulit. Tentu di Indonesia sulit ditemui karena beliau orang dengan jam terbang tinggi, tapi yang lebih sulit dari persowanan dengan orang sepuh yang belum dikenal adalah kesulitan mencari bahan pembicaraan. 

Syukurlah meski belum beristirahat dari mengisi perjamuan di sana sini, ziaroh dan membeli oleh-oleh di khan khalili, beliau langsung mengobrol panjang lebar, mencairkan suasana kami yang agak agak kikuk. 

Syukur lagi bincang-bincangnya santai, lebih ke 'wejangan senior', dan aku tak ditanya sekarang sedang baca buku apa. Sudah pasti malu kalau hanya dijawab baca muqorror saja. Beliau benar-benar kutu buku yang melek wacana, berbagai hal dibukakan untuk kami; mulai dari suasana kajian tempo dulu, perkembangan pemikiran beliau, kisah kritik terhadap syarah syekh beliau, term kampus dakwah—kampus terbuka, hingga membaca misi grand syekh Azhar dalam gerakan ilmiah Asyariannya. 

Orang-orang dahulu benar-benar bikin semangat. Yang kulihat dari mereka hanya satu; membaca. Tentu dengan kuantitas yang tidak sedikit, kontemplasi yang mendalam, kontinuitas, retorika, dan sabar, sabar, sabar. 

"Kajian menjadi sebuah lingkungan yang eksklusif itu sebuah keniscayaan.

Bagaimana tidak? Menceburkan diri ke sana sama saja mengambil pilihan paling pahit dari segala varian. 

Membaca buku saja butuh waktu lama, sudah lama belum tentu paham, sudahlah paham belum terukur jika belum ditulis, ketika ditulis pun belum tentu memahamkan kepada orang lain, ketika sudah memahamkan belum tentu diterima, dikatain dikritik, apa gak kurang pait?! Kutukan penuntut ilmu ya membaca. 

Tapi mengajak orang lain bergabung itu sebuah ikhtiar. Siapa tahu di antara mereka ada yang memang berpotensi dan menemukan hidupnya di sana."

—disarikan dari perkataan beliau yang agak lupa lupa ingat. 

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar