Selasa, 31 Oktober 2022
Ibu. Di penghujung bulan ini aku tiba-tiba teringat akanmu. Kalau tidak salah, di bulan ini sebenarnya detik-detik kelahiranmu, tapi entah mengapa aku malah teringat tanggal lahir palsu yang tertera di ujung tahun nanti. Tak apa ya, Bu. Dalam kelibatan memoriku di saat mencuci piring, juga menyapu ada engkau. Ah, iya, memasak pun juga. Wastafel yang terkena limpahan sabun aku babat habis, Bu. Kusapu bersih-bersih dengan tanganku selayaknya yang kau lakukan dahulu. Kali ini aku bisa, Bu. Memasak berbagai hidangan, memasak dengan memastikan dapur tetap bersih, memasak sekaligus menata berbagai tugas dalam pikiranku. Semuanya. Soal meyapu, aku jadi lebih rajin sekarang. Memang seharusnya tempat tinggal selalu disapu tiap hari ya, Bu. Bersyukur akhirnya kakiku lebih peka dengan debu dan tanganku menyambut sapu.
Mungkin kita memang jarang bercerita panjang lebar, tapi aku akan berusaha untuk lebih baik ke depannya. Maaf jika anakmu ini belum bisa menjadi sesolihah itu. Tapi tahukah Ibu ada sebuah hal yang lucu. Dua anakmu di sini sama-sama mewarisi bakat yang aneh. Penciuman yang tajam, pendengaran super, kewaspadaan terhadap gula, kegemaran mengolah sayur, hingga makanan-makanan yang kau anggap amis ternyata melekat kuat di benak kami sebagai sugesti. Aku seringkali tertawa ketika Bur menceritakan hal yang ternyata juga kualami. Fase di mana segala keputusan aneh orang tua di masa kecil jadi terasa terang benderang. Apa kami sudah dewasa ya?
Terimakasih ummiku. Sayang ummi💗
0 komentar:
Posting Komentar