F Sehangat senja - Satpam Abbasea

Sehangat senja

Kepalaku masih agak pusing ketika aku memutuskan untuk menghampiri toko dan membeli sebotol dina farms. Aku menyerahkan minuman itu di hadapan  penjaga toko tanpa berucap sepatah kata apapun. Sepersekian detik berikutnya seorang ibu-ibu masuk, mengulum salam, menanyakan kabar penjaga toko, memberi pujian serta doa, baru kemudian mengungkapkan barang yang beliau butuhkan.

"Assalamu'alaik, ya rois, ya ammina, ezayyak, amil eh, bla bla bla.. "

Mendengar beliau aku tertegun. Rupanya aku masih kurang beradab. Aku melupakan sebuah kebiasaan kecil; adat untuk menyapa dan mendoakan ketika bertemu orang lain, hendak membeli barang, masuk bus, dan berbincang-bincang.

Karena kejadiannya sudah lama, aku agak lupa apa yang  membuatku dan ibu itu akhirnya memulai pembicaraan. Yang kuingat adalah matanya yang hangat mendongak menatapku, wajah sumringah kemerahan, dan tutur kata yang santun. Orang yang hangat, sehangat sore kala itu.

Sebuah hal yang sering kali dilakukan orang Mesir ketika hendak mengulum salam perpisahan; menawarkan bantuan dan memberi doa. Tak terkecuali ibu itu padaku, orang asing yang baru dikenalnya beberapa menit yang lalu.

"Aiza hagah?" Begitu katanya.

Aku menggeleng, dan beliau meyakinkan lagi. Di gelengan yang kedua beliau baru lega untuk berpamitan pergi, sembari merapalkan banyak doa padaku.

"Yaa Rabb.. "


CONVERSATION

1 komentar: