F 25 per 1440 sholatku - Satpam Abbasea

25 per 1440 sholatku








Ngeri ga tu, 2 jam buat sholat, selainnya full berfaedah pak, hidup njengengan





Syariat itu mudah, jangan dipersulit



Sabtu, 3 Juli 2021

Ada beberapa hal di status orang yang bikin gatel pingin nulis dan baru kesampaian hari ini. Dan yang ingin kusorot kali ini adalah masalah ibadah; terlebih sholat.

Sehari itu 24 jam. 1440 menit. Durasi normal tidurku kurang lebih 8 jam sehari. Itu berarti 480 menit. Wah. Itu berarti sepertiga hidupku dalam sehari digunakan untuk tidur. Lalu kapan ibadahnya. Katanya manusia diciptakan untuk beribadah? Okelah kita solat, tapi, untuk sekedar sholat lima waktu tanpa sunnah rawatib, duha, dan qiyamullail itu ya sudah sangat standar kan.

Coy, perhatikan deh. Orang sholat dengan tuma'ninah itu rata-rata paling banter 5 menit. Dah khusyu' banget sih menurutku 5 menit itu. Nah, 5 menit itu kalikan dengan 5 waktu, hasilnya cuma 25 menit. Waw! Bandingkan dengan 1440 menit dalam sehari, bandingkan juga dengan tidur yang 480 menit itu. 25 minutes seem soo small and phatetic! 1,7 persen aja dari keseharian yang digunakan buat sholat :')

Merasa sangat sedikit sekali ya, Bund. Dah tahu gitu kadang kan juga masih suka cepet-cepet sholat wajibnya. Mana bolong-bolong pula sholat-sholat sunnahnya (nawafil) hahah. Parah emang manusia satu ini.

Wait, tapikan ibadah ga cuma sholat aja? Ada mengaji, zakat, puasa, dan haji.

Ya bener juga tuh. Kalau kita mengerucutkan ibadah hanya pada sholat, wah. Sedikit sekali beribadah dalam sehari. Jika dibandingkan dengan tidur pun sholatku kalah jauh. Heuu.

Maka dari itu, sebagai ummat kanjeng Nabi, selayaknya kita sangat bersyukur karena setiap amalan itu tergantung pada niatnya. Segala hal yang kita lakukan, selama bukan merupakan maksiat, bisa diniatkan untuk ibadah.

Jadi, esensi Ibadah pun juga ga melulu didapat hanya dari sholat, zakat, puasa, dan haji. Lebih dari itu. Lebih luas cakupannya. Menurutku, seseorang ga harus stay sepanjang hari di masjid hanya ada agar bisa disebut ahli Ibadah. Karena semua orang, apapun profesinya punya kesempatan yang sama untuk beribadah dan mendekat pada Tuhan.

Yang jadi pelajar, ya belajar itu ibadahnya. Profesi yang lain sama aja. Guru, polisi, tukang sayur, sopir angkot, pengangkut sampah, tukang sapu di jalan, seeemuaanya, asal ga maksiat, ya itu juga diitung lagi ibadah kali (Insyaallah). Cuma memang dengan medan yang berbeda.

Makanya niatin dulu.

Pagi-pagi gitukan, bangun tidur bilang,

"Ya Allah matursuwun sudah dibangunkan pagi ini. Maafkan dosa-dosa saya yang telah lampau. Izinkan saya memperbaiki hari-hari dan masa yang sudah lewat. Berikan saya kekuatan untuk beribadah sepanjang hari ini. Saya niatkan hidup di hari ini untuk menghamba kepada-Mu."

Setelah itu bolehlah tambah doa buat orang-orang semuanya. Sholat tahajud ataupun subuh. Wush, nikmat Tuhanmu yang manalagi yang kamu dustakan.




***

Ngomong seperti ini bukan berarti yang ngomong lebih ruajin ibadah dan sudah istiqomah ya. Tapi, belajar dari mata kuliah Ushul Dakwah kemarin, untuk menyampaikan kebaikan itu ya ga nunggu kita harus jadi Saint Seiya dulu, nunggu hati bersih berkilau dari riya', ujub dan sombong—lah kesuwen.

Kasarannya, berdakwah ya berdakwah aja kali. Setiap orang pasti pernah dibisiki setan untuk merasa berbangga diri dan ingin dilihat, itu wajar. Maka ketika terlintas hal itu di dalam hati, banyak-banyak istighfar dan minta perlindungan diri, setelah itu? Skip. Biar Allah yang ngatur.
/gitu kurang lebih kata muqorror Ushul Dakwahku/

Terakhir.
Ngomong gini juga bukan berarti kita menggampangkan sholat atas ibadah yang lain. Ntar mentang-mentang segala hal bisa bernilai ibadah, sholat sengaja dimarjinalkan.  No. Malah, dengan tahu bahwa sebenarnya ga butuh banyak waktu untuk sekedar ruku' dan sujud, bisa bikin semangat kan. Bisa  menghilangkan stereotip bahwa sholat itu susah dan berat.

Oke. Sekian nge-tweet hari ini. Terimagaji.


CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar