F Tahdid Mustawa vs Imtihan Muntashof - Satpam Abbasea

Tahdid Mustawa vs Imtihan Muntashof

Markaz Lughoh Seikh Zayed-nnk

Cairo, Kamis 13 Februari 2020

Sejak sebelum menginjakan kaki di negeri ini, kami sudah diburu perasaan bingung dan panik dengan adanya tahdid mustawa, atau placement test untuk daurul lughoh(kelasa bahasa) kami beberapa bulan ke depan.

Tak terhitung berapa kali para asatidz, orang tua serta teman mengingatkan agar kami benar-benar belajar demi persiapan tes tahdid mustawa nantinya.

Tak terhitung pula berapa dokumen—baik itu kaidah nahwu shorof ataupun soal—yang dikirim ke grup WhatsApp demi menunjang belajar kami.

Tapi memang dasar aku ini bebal. Semakin ingin belajar, semakin banyak alasan untuk tidak melakukannya. Sebenarnya alasanku pribadi cukup simpel. Aku tak tahu bentuk soal detilnya seperti apa, aku tak tahu mana kisi-kisi soal asli diantara banyaknya file yang dikirim, dan tidak tahu mau mulai belajar dari mana saking banyaknya.

Jadi, yah. Gak usah belajar sekalian, haha.
Ya gaklah.

Bagi kaum hawa, yang punya tingkat kecemasan, emosi, serta gengsi yang tinggi, belajar merupakan sebuah martabat yang harus dijaga. Entah itu memang sungguhan belajar, atau sekedar numpang posting "sedang belajar" di story WhatsApp dan Instagram. Bahkan yang hanya belajar curi-curi dengar dari teman pun ada. Ya, itu aku. Wkwk.

Bagi kami, target yang harus dicapai adalah level tiga, yakni mutawassit awwal. Tujuannya apa? Secara tersurat ustadz bilang agar kita tidak ketinggalan kuliah karena banyaknya level yang harus dikejar. Jadi kita bisa kuliah tepat pada waktunya. Tapi kenyataannya, nanti kami semua bakal mulai kuliah di saat yang bersamaan.

Jadi tujuan yang paling tepat adalah tujuan tersiratnya. Yakni agar kami menghabiskan waktu menunggu sembari melakukan hal berfaidah seperti belajar, bukannya bermalas-malasan.

Setelah berhari-hari malas dan tidak belajar. Kami diberi pertolongan oleh Allah berupa bimbel dadakan sehari sebelum tes.

Kami diberi kertas soal yang dibuat seolah-olah adalah kertas ujian tahdid itu sendiri. Akhirnya kami bisa menerawang seperti apa nanti tesnya.

Dan hari ini, saat imtihan muntashof, atau ujian pertengahan mustawa, aku seperti Dejavu. Soal yang dibagikan oleh ustadzah benar-benar mirip dengan soal ujian tahdid mustawa kami kemarin.

Kurang lebih isinya begini :

BAGIAN SATU : ISTIMA'
Dari teks yang diperdengarkan, perintahnya :
A. 5 soal menentukan benar/salah kalimat dalam teks.
B. 5 soal essay singkat dengan 3 pilihan jawaban.
C. 5 soal essay tentang judul, serta isi teks.

BAGIAN DUA : QIROAH
Akan ada paragraf kurang lebih satu halaman.
A. 4 soal seputar sinonim dan antonim kata.
B. 3 soal menentukan benar-salah kalimat dalam teks.
C. 5 soal essay seputar judul dan isi teks.

BAGIAN TIGA : QOWAID
A. Pilihan ganda ± 10 soal tentang materi yang dipelajari selama di kelas.
B. 5 soal essay membuat kalimat.
C. 5 soal essay i'rob kalimat.
D. 4 essay singkat tentang materi yang dipelajari selama di kelas.

BAGIAN EMPAT : KITABAH
A. menulis surat
B. 5 soal membetulkan kata yang salah.

Jadi, tahdid mustawa dan ujian muntashof isinya kurang lebih sama. :)


CONVERSATION

1 komentar: