F Contoh penerapan kaidah 'Otonom dalam Korelasi' - Satpam Abbasea

Contoh penerapan kaidah 'Otonom dalam Korelasi'

Seri filsafat umum x sehari-hari


menjadi fokus di sini adalah pengalamanku sendiri karena ia konkret dan riil. Beberapa bulan yang lalu, di awal tahun, pada bulan-bulan pertama aku mengemban masa jabatan, pada fase yang teramat rentan di mana aku terus-terusan menanyakan kapabilitas keilmuan dan kepemimpinanku, tiba-tiba aku ditodong pertanyaan yang mencekat. Kali itu sesi perumusan grand tema makalah reguler dan aku hanya diam menyimak. Di antara sedikitnya orang yang urun ide, seseorang nyeletuk, "Mana nih idemu? Keluarin dong filsafatnya!"

Aku tahu sekarang bahwa pertanyaan itu mungkin tidak dimaksudkan untuk apa-apa selain mendorongku bicara. Tapi pada detik itu, pertanyaan sederhana itu terkesan ofensif; memerintah sekalligus menyerang. Ah, akhirnya ada yang mempertanyakan kredibiltas keilmuanku sebagai ketua dan orang berhasil membaca kekuranganku. Aku hanya teramat sedih karena tidak ada yang bisa kulakukan untuk mengatasi momen itu, minimal untuk membantu diriku sendiri aku tidak mampu.

Jauh waktu berlalu dan dalam usaha yang kutempuh, ada banyak pertanyaan dan akar-akar masalah.

Aku menangis, aku membenci, aku marah, aku putus asa, tapi anehnya aku tetap jalan juga, mengurai masalah dan melepas yang tidak bisa kugenggam satu persatu. Saat aku berfokus pada diriku sendiri dan dengan sukarela merengkuh hal-hal profan dalam diriku, semuanya terasa lebih enteng dan membuahkan hasil. Aku terus bertemu dengan semua orang yang membuatku tertuntut ini itu. Aku melakukan usaha-usaha yang sepertinya tidak akan membuahkan hasil, tapi toh tetap kulakukan juga. Dan ternyata memang tidak ada hal kecil yang tidak bisa ditabung.

Aku merasa semakin kokoh dan otonom, menemukan karakter dan ketertarikanku akan berbagai hal kembali. Semuanya sejalan dengan penghayatan bahwa aku ini berbeda sejauh aku bersinggungan dengan kedirian-kedirian lain yang otonom dan unik, kedirian yang nyata berlainan dengan diriku. Sebab korelasiku dengan yang lain, aku mengetahui diriku lebih dalam. Aku dapat memproyeksikan masalah dan kekurangan diriku, pun bisa mendapat banyak tambalan dan kelengkapan diri dari karakter dan otonomi yang lain.

Dengan prinsip bahwa 'aku akan semakin otonom (berkarakter) sejauh aku berkorelasi (berinteraksi dengan yang lain)' harusnya akan semakin mudah untuk merayakan dan mengapresiasi diri sendiri. Asalkan selalu dalam progres. Selalu dalam track menuju hal-hal yang diimpikan.

(22:17) 23 Oktober 2023

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar