F mendorong diri pada hal-hal sulit - Satpam Abbasea

mendorong diri pada hal-hal sulit

Aku sudah sesumbar kepada semua orang yang menilik goresanku bahwa ada perlombaan yang sedang ingin kuikuti. Perlombaan karikatur dengan tema yang memang sedang digaungkan institusi ini; kedudukan perempuan di masayarakat. 




Buku sketsa yang beberapa minggu ini nganggur, mulai terisi satu dua. Ada coretan-coretan yang sengaja kubuat untuk menilai sejauh mana kemampuan menggambarku masih tersisa, tentu juga untuk latihan, evaluasi dan mengonsep ide lomba. 

Tidak buruk untuk ukuran orang yang jarang menggambar. Konsep dan proporsi gambar yang kuperas habis habisan dengan bolak balik intip google, scroll instagram akhirnya jadi setelah 4-5 hari, dengan banyak revisi. 

Masalahnya ada dua. 

Pertama, aku tidak berani main warna. Belum terlalu paham color theory. Satu satunya yang bisa menyelamatkanku adalah arsir, begitu mulanya kupikir dengan sederhana. 

Kemudian setelah memikirkan lebih dalam dan mencoba, muncul masalah kedua. Perkara arsir-mengarsir tidak lebih mudah dari color theory, karena ia bersangkutan langsung dengan values dan shadow, dua konsep kunci yang membuat gambar hidup, minimal terkesan tiga dimensi. 

Entah kenapa, kali ini tekadku bulat. Gambaranku yang masih datar kuusahakan mati-matian untuk lebih hidup dan menggairahkan di pandang. Satu dua kali garis yang kugores dengan maksud membuat bayangan masih kacau dan terkesan asal, seperti benang carut marut yang diletakkan begitu saja. Aku tidak puas. 

Dari bangun tidur hingga bangun lagi, yang kupikirkan dan kulihat adalah karya karya dengan nilai arsiran yang memuat bayangan dan bentuk. Begitu terus aku fokus hingga goresan kedua yang kubuat tanpa pikir panjang, tapi tetap hati hati, jadi lebih ciamik dan memuaskan. 

Yang kuterapkan adalah penambahan jam terbang, tidak peduli sejelek apa hasil yang sudah sudah, apalagi yang belum belum. Lima menit lebih baik dari nol menit, dan membuat sesuatu yang aneh lebih baik dari tidak membuat apapun. Bergerak dan terus bergerak. 

Dari sini (belajar menggambar level up) dan pengalaman yang lalu (pembedah buku dan moderator bedah buku) aku sama-sama menempa diri untuk menjadi sesuatu yang belum pernah kulakukan sebelumnya. 

Hmm, aku jadi tahu bahwa tidak ada yang tidak bisa dilakukan.

Hanya saja hasilnya beragam, mungkin gagal, tidak sesuai harapan, baik, kurang mulus sedikit, atau sempurna secara subjektif. 

Cara cara yang dilakukan dan pola pikir untuk menuju hal hal final itu juga amat penting. Aku merasakan akselerasi yang begitu cepat pada kemampuan menggambarku bukan hanya karena potensi dan bakat yang sudah pernah diasah, tapi karena rasa senang dan fokus berpilin jadi satu dan sepakat menuju final yang sama. 

Mungkin hal hal final lain dengan sifat akademis punya potensi besar yang sama, hanya saja aku tidak suka, kurang tertarik dan merasa tidak mampu. Maka datanglah rasa kurang enjoy, ingin kabur, menunda-nunda serta minim fokus. Yah, sekurang-kurangnya aku sudah berusaha. Itu saja. 

Satu waktu untuk satu pikiran dan pekerjaan. That's the key! 

19:16 (cairo, 08/09/2023) 

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar