Hendak dikemanakan sebenarnya teori-teori tentang kebenaran objektif—subjektif Socrates, horizon kedalaman dan permukaan cara pandang, aforisme genealogi Nietzsche?
Belum selesai, aku dibawa pada petualangan kosmologi, prinsip metafisika, proses penciptaan dan hierarki wujud ala Aristotelian muslim; Ibnu Sina al Farabi. Bertumpuk bersama relasi makrokosmos—mikrokosmos yang terwujud dalam simbolisasi numerik dari Ikhwan as Shafa, elit cendekiawan Neo-phytagorean.
Terkadang membincang yang jauh itu begitu sulit, seringkali membuatku gagap saking jauhnya aku di bawah gunung tinggi spekulasi. Namun kehabisan ide yang radikal itu rupanya tidak sesulit membincang yang paling dekat; diriku sendiri.
Segudang teori tidak terpakai.
Begitulah terkadang filsafat tidak memberi solusi praktis atas ketidaknyamanan suasana baru, kelelahan dan emosi spontan dari orang-orang yang nyata dan bersinggungan langsung denganku.
Tapi aku merasa penuh dan mau menanggung sakit. Pun juga tak menolak hal-hal baik dan keberuntungan. Aku sangat bersyukur.
0 komentar:
Posting Komentar