Yang banyak kulakukan justru nasihat abi, untuk jadi manusia yang makin baik. Selama ini sekolah tidak memberikanku kesempatan untuk gagal, untuk merasakan dan memproses kesalahan. Tapi di universitas kehidupan, semua jadi pernah kumakan.
Tentang kesalahanku yang naif sebagai anak muda, kejujuran untuk mengakui itu dan menerima konsekuensi yang tidak enak dari perbuatan yang salah. Alih-alih memaksakan diri untuk diberi maaf dari pihak lain, hanya karena ingin terbebas dari rasa jengah tidak mau menanggung konsekuensi dan rasa bersalah.
Ya Allah, aku ikhlas, aku ridha. Tiap harinya, tiap waktunya, atas segala jenis pengalaman. Aku tahu aku salah, maafkan aku. Aku mah berbenah, meski masih suka nangisan dan merasa jengah.
0 komentar:
Posting Komentar