Ada sebuah hadis masyhur riwayat Abdullah bin Mas'ud tentang tiga amalan yang paling disukai Allah, yaitu salat pada waktunya, berbakti pada kedua orangtua dan jihad di jalan Allah.
Jihad seringkali diartikan dengan memerangi orang kafir untuk menegakkan syiar agama dengan berbagai pengorbanan psikis maupun material, namun jihad juga berarti 'keteguhan dan kesabaran pada kebenaran, juga menyampaikannya kepada orang lain'.
Ada sebuah alasan menggelitik mengapa jihad diletakkan pada urutan ketiga pada hadis tersebut. Perlu diketahui bahwa susunan taqdim dan ta'khir (peletakan mana yang didahulukan dan mana yang diakhirkan) pada kalimat Arab mempunyai maksud tersendiri, salah satunya adalah rutbah (menunjukkan kedudukan). Jadi, kedudukan jihad ada diperingkat ketiga setelah salat dan berbakti.
Pada kaitannya dengan salat, secara kedudukan—melakukan shalat pada waktunya secara konsisten lebih utama daripada berjihad dalam artian yang masyhur.
Hal ini disebabkan karena salat adalah fardu ain, kewajiban yang kontinu sedangkan jihad tidak kontinu. Hal ini bisa kita tinjau pada tujuan finalnya, jihad adalah upaya untukmenegakkan kalimat Allah dan syiar agama—di mana di dalamnya terkandung pelestarian terhadap iman dan salat.
Jadi, jihad adalah hasan lighoirihi (sebuah hal yang nilai kebaikannya bergantung pada selainnya) sedangkan shalat adalah hasan lidzatihi (sebuah hal yang sudah memuat nilai kebaikan dari dalam dirinya sendiri).
Ini berarti bahwa jihad pada fungsinya sebagai wasilah dilakukan semata-mata untuk menegakkan tujuan lain yaitu iman dan salat. Oleh karena itulah kedudukan salat lebih utama daripada jihad.
Referensi: muqarrar hadis maudhui tk 3 term 2 tafsir, bab syarah hadis oleh Sayyid Fadhlullah bin Sayyid Ahmad Ali Al-Jailani, hal. 142
0 komentar:
Posting Komentar