F lalu lintas yang ramai, hidup dan menyeberang - Satpam Abbasea

lalu lintas yang ramai, hidup dan menyeberang

Bismillah 


Jumat , 21 Oktober 2021
Bertepatan dengan hari santri nasional. 

Di hari santri ini , sebagaimana yang lalu - lalu ( kalau aku tidak salah ingat ) banyak kuhabiskan dengan belajar bersama. Begitupula di setiap peringatan hari - hari besar lain; Maulid Nabi, Isra Mi'raj, Muharroman , Tujuh Belas Agustus, hingga malam - malam terakhir di bulan Ramadan semuanya dijejali cuap - cuap kajian. Pembahasan belajarnya memang sama sekali berbeda dari topik hari - hari besar , tapi satu yang selalu ditanamkan kepada kami,

Seorang pencari ilmu , terlebih sarjana , hidupnya ya seperti ini , belajar , belajar , belajar. Kami merayakan hari - hari besar dengan belajar. 

Kadang rasanya agak aneh memang, ketika gelombang besar manusia lain hari - harinya ditentukan agenda - agenda khusus yang berbeda di setiap evennya, yang kami tatap tetap sama; buku, buku lagi, literatur ini itu , mulai dari yang ga jelas, semakin ga jelas, rumit dan ga paham paham, bejibaku dengan argumen yang kadang terdengar keren, kadang terasa banyak ngaconya tapi kami poles sedemikian rupa, tak lupa bergumul dengan lapar dan rasa kantuk tak berkesudahan. Khusus kasusku kurasa, ada spesifikasi tambahan berupa pulang dengan badan limbung, tak bersegera tidur, bangun dengan badan gemeletuk, tidur lagi sekejap mata dan buru - buru berangkat sejak pedagang di pasar baru buka, belajar, mengantuk, capek, dan begitu terus siklus berulang. 

Kadang, di sela - sela rutinitas yang rasa - rasanya makin tak kuhayati dengan sadar, rasa-rasanya ingin sekali seharian penuh tidur. Tanpa diganggu apapun. Tanpa urusan apapun. Hanya tidur dan berharap energi dari seharian tidur itu bisa mengisi penuh bateraiku enam hari selanjutnya, menjagaku dari rasa lelah. Tapi ternyata yang namanya liburan dengan tajuk "Tidur Tanpa Agenda Apa - apa" itu tidak pernah ada. Entah dari hari liburnya, atau efek jangka panjangnya yang kugadang - gadang. 

Rupanya benar ucapan bahwa istirahat sejati itu tempatnya di akherat saja. 

Adapun istirahat majazi, bisa dilakukan kapan saja. Dengan catatan, persepsi tentang istirahatnya yang diubah. Jangan terlalu mengharap hal yang sulit seperti "Tidur Tanpa Agenda Apa - apa" karena itu hanya akan membuat hati sakit, mood bertambah buruk, dan merasa selalu kurang istirahat. Yang perlu dipahami adalah, setiap waktumu bersama diri sendiri adalah istirahat. Begitu kata seniorku. 

Seharian kuliah (tanpa perlu dimintai tolong dan interaksi berlebihan dengan orang lain), pulang naik bus sendiri, jalan berkilo - kilo sendiri, mencuci gunungan baju, beres - beres , dan segala aktivitas yang tidak perlu melibatkan orang lain di dalamnya di sebut waktu luang. Meski pada praktiknya orang lain suka ambil intervensi seenak jidat mereka di kehidupan kita, itupun pada saat - saat di mana perasaan sudah ingin meledak saking capeknya. 

Namanya juga hidup .

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar