F Hal yang kita sama-sama tahu - Satpam Abbasea

Hal yang kita sama-sama tahu

Bagaimana rasanya dibohongi berkali-kali? Atau mungkin kau pernah ditipu, dikecewakan, tapi pelaku seakan tidak melakukan kesalahan apapun dan berlagak normal di hadapanmu.

Mungkin kau pernah mendengar sebuah ungkapan,

"Jangan membenci pelaku keburukan dan dosa, tapi bencilah perilakunya."
"Ibarat kuku yang panjang dan kotor, kau hanya perlu memotong kuku, bukan jarinya."

Tapi bagaimana caranya membenci perilaku tanpa melibatkan orangnya?Bagaimana supaya tidak membenci orang-orang seperti itu? Apakah mereka tidak berhak disalahkan atas pikiranku yang mumet dan terus berburuk sangka pada mereka? Enak saja mereka yang salah aku yang dosa.

Dipikir-pikir, kalau sudah mentok, ya apa-apa selayaknya dikembalikan pada Tuhan.

"Duh, Gusti, paringi kulo ati ingkang jembar, pinjamkan sedikit sifat Rahman Rahim Latif Afuw Ghofur.. HambaMu ini sudah mentok. Gatau lagi harus gimana. Tapi kepala sampun mumet, ati pun kebak.
Rabbana laa taj'al fi qulubinaa ghillan lilladzina Aamanuu.. "

"Duh, Gusti, HambaMu yang satu itu saya mboten remen, tapi jangan jadikan hati saya gundah karenanya, jangan jadikan perilaku saya buruk karena sentimen terhadapnya.. "

"Sesungguhnya Njenengan yang lebih mengetahui aibnya, mengetahui aib saya, dan seluruh keburukan manusia masih terus memberi rahmat, kehidupan, dan hal-hal baik kepada pelaku dosa besar. Demi hikmah yang Engkau simpan dalam realitas yang tidak kami sukai, ampuni kami, lindungi kami dari perbuatan buruk, sembrono dan tidak adil kepada sesama makhluk Mu.. "

"Sesungguhnya kami hambaMu yang sama-sama nakal.. "


CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar