F Menuntun keledai kecil yang lemah - Satpam Abbasea

Menuntun keledai kecil yang lemah






Senin , 21 Mei 2022
Emosi yang menumpuk, rasa lelah serta regulasi yang kurang tepat bisa saja membunuhmu hari harimu.

Seorang mahasiswa di video reels yang dikirim abi malam itu begitu memukau. Kitab karangannya dipuji puji oleh syaikh Azhar. Oh, betapa bahagianya dia, orang tuanya. Betapa nikmat kehidupan keilmuannya.

Kemudian aku melongok jauh menuju diriku sendiri. Kacau, fokusku berat sebelah. Apa yang selama ini sudah kulakukan? Dengan dalih bahwa setiap orang punya goals yang berbeda dalam perjalanan akademisnya di Mesir, aku termakan pujian pujian kecil manusia dan hidup semaunya.

Siapapun orang - orang yang sudah berada di barisan depan talibul ilmi , terimakasih. Selain rasa insecure, kalian semua telah memberi tahu bahwa ada kedunguan yang selama ini kupelihara tanpa sadar. Ada waktu yang selama ini habis tanpa sempat bersinar dengan baik. Terimakasih telah memberitahu bahwa perjalananku masih jauh , keledai kecilku perlu dituntun dengan penuh perhatian.

Anyone who knows , and knows that he knows,
Makes the steed of intelligence leap over the vault of heaven
Anyone who doesn't know but knows that he doesn't know,
Can bring his lame little donkey to the destination nonetheless
( Nasir al - Din al - Thusi )

Untuk semua orang yang merasa telah diberikan banyak rezeki melimpah berupa hidup sejahtera sehat , orang tua yang supportif dan kecukupan rezeki , tapi masih terasa kosong dalam banyak hal ; tolong bicara pada dirimu sendiri dengan jujur , peluk dia dengan erat dan dalam , menangislah bersama jika itu membuatmu merasa lebih baik.

Aku yang kacau ini harus mulai darimana?

"Coba kembali ke Al - Quran dulu , solat tepat waktu , juga imbangi dengan keilmuan dari para ulama. Belajar filsafat tidak masalah , tapi di sana kamu merasa kosong , ilmu agamalah yang mengisinya," begitu katamu.

Aku merasa lemah dan merasa semua hal perlu tampak nyata untuk memahamkan dan membuatku percaya. Tapi barokah dan karomah, bagaimana aku bisa melihatnya? Semua saran yang kucoba dengan berat mengantarkanku pada pintu besar bernama kehambaan dan sifat sifat lemah. Ah , rupanya maksudmu adalah kembali pada- Nya.

Cukup bagiku pengetahuan tuhanku , daripada permintaan dan usahaku
Doa serta permohonanku , sebagai bukti pada kefakiranku
Oleh karena rahasia itu aku berdoa , pada saat aku senang dan susah
Aku adalah hamba , menjadi kebangganku , dalam kefakiran dan keperluanku
..
( Qad Kafaani Ilmu Rabbi ; Habib Abdullah bin Alawi Al - Haddad )

Tapi rasa lemah ini masih terus menggerogoti , aku harus apa lagi?

Adalah abi yang kemudian membuatku mencoba untuk berbicara jujur, bercerita, dan medengarkan cerita . Mungkin selama ini aku hanya butuh untuk berterus terang, membangun hubungan dengan orang - orang yang membuatku merasa berharga dan amat disayang . Orang tua , guru - guru . Cerita mereka yang sumringah dan haru ketika mendapat pesan semesteran dariku, juga orang - orang yang penuh baik sangka—
Terimakasih telah mengelilingi dan menyayangiku di tengah ketidaksempurnaan yang kubawa, kalian begitu berharga .


CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar