F Menyusun batu bata rumahku, membentuk horizon - Satpam Abbasea

Menyusun batu bata rumahku, membentuk horizon

Sejurus setelah pertanyaan terkait permasalahan tawassul dilempar, aku jadi sangsi. Apa benar ya bahwa tidak semua pengajar di kuliah sepakat dengan kultur Azhar dan masyarakat Mesir yang akrab dengan tawassul. 

Ternyata lemparan itu hanya umpan untuk memantik pertanyaan teman-teman. "Sudah jangan bahas hukumnya dulu, saya hanya ingin menakar dan mengetahui bersama sejauh mana pengetahuan yang kita punya (terkait permasalahan ini)," begitu kata beliau. 

Satu dua orang menanggapi. Makin lama makin asyik, lontaran pendapat dijawab saling bersusulan. Dari counter yang dijawab Dukturah Duaa dengan tenang, aku bisa menyimpulkan bahwa diskusi ini diarahkan pada ayat ayat kunci seputar:

(يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وابتغوا إليه الوسيلة ) 

Apakah benar 'wasilah' yang termaktub dalam ayat ini adalah kata yang cocok dengan makna 'tawassul'? 


(أولئك الذين أنعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا) 

Mengapa keempat golongan ini disatukan? Apa korelasi dan petunjuk yang bisa ditarik dari ayat tsb? 


Apakah sama orang-orang yang bertawasul pada ayat itu dengan ayat berikut:

(ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى) 


Bagaimana dengan orang-orang salih yang dijadikan nama sesembahan? 

(وقالوا لا تذرن آلهتكم ولا تذرن ودا ولاسواعا ولا يغوث ويعوق ونسرا) 


Lagi-lagi suasana hangat dengan jawaban yang meraba-raba dari seisi kelas dan lontaran pantikan dari Dukturoh yang menguji kekuatan argumen. Suasana kelas yang bahagia dan menggembirakan, seandainya aku bisa ikut dalam kontestasi. 

Mengikuti arus dialog di kelas, menyampaikan opini dari apa-apa yang sudah kupelajari, menyampaikannya dengan dialek Mesir yang fasih. Memberi tahu orang-orang bahwa tidak ada pembedaan atas nama ras. Kami juga belajar sebagaimana kalian belajar. Bahkan mungkin kami bisa tahu apa yang kalian tidak ketahui, saling melengkapi. Sejumput angan yang terbesit. Nampaknya kapabilitas yang seperti itu mampu membuat hati senang, berbunga-bunga, dan sangat bangga. Dari diriku untuk diriku. 

Tidak mengapa tiba tiba datang ke kelas tanpa lembaran catatan. Tidak mengapa telat datang. Tidak mengapa meski sudah lama tidak masuk. Tidak mengapa meski tidak mengerti apa pembahasan sebelumnya. Tidak ada rasa bahagia dan kesadaran yang terlampau telat. Tidak ada rasa syukur yang percuma. 



#muhadarahdakhil

#4tafsir

Ahad, 26 November 2023

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar