Bab ini menceritakannya tentang sebuah kota kecil di sisi pegunungan yang didirikan oleh para imigran Italia.

Kota ini bernama Roseto.

Sebuah keajaiban besar dari kota ini adalah, tidak ada penduduk berusia di bawah lima puluh lima tahun yang mati karena serangan jantung. Tingkat kesehatan di kota ini pun sangat tinggi di bandingkan dengan kota-kota lainnya.

Lalu apa penyebabnya?

Para peneliti berusaha mati-matian mencari titik terang.

Apakah karena gaya hidup sehat dan super ketat? Bukan.

Apakah karena faktor genetik? Bukan.

Apakah karena lingkungan alam yang mendukung? Bukan.

Lalu apa?

Kunci kesehatan dan panjang umur mereka ternyata ada pada rutinitas sosial yang mereka bangun. Yakni saling berkunjung anatara satu dengan yang lain, duduk di beranda dan bercakap-cakap, atau memasakkan makanan untuk tetangga. Bahkan, banyak sekali rumah yang ditinggali tiga generasi keluarga. Para orang tua pun sangat di hormati di sana.

Para peneliti—melalui penulis menyadarkan orang-orang bahwa nilai dari dunia yang kita diami dan orang-orang di sekeliling kita memiliki efek yang sangat besar atas siapa diri kita.



Namun bagi saya, pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Roseto ini merupakan sebuah bukti pembenaran akan sabda Rasulullah,

"Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)

https://rumaysho.com/1894-keutamaan-silaturahmi.html